Rabu, 29 Juni 2016

Kunjungan BMKG

PENGANTAR GEOFISIKA
“ Laporan Kunjungan BMKG”
Oleh : Kelompok I
Anggota :    1. Hariani
          2. Nurhalimah
          3. Meldasari roman
4. Nurlela
                    5. Indah permatasari
6. Musdaria
      7. Verawati Talib
      8. Leis david
      9. Muhammad Iqram
      10.Saifuddin
Kelas : Geofisika B
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKHNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2016
















BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah suatu lembaga yang kegiatannya mengadakan penelitian, pelayanan meteorologi dan geofisika,seperti penelitian dan pelayanan dibidang iklim,cuaca,gempa bumi,kemagnetan bumi,debu radioaktif dan perakiraan cuaca.BMKG mempunyau status sebuah lembaga pemerintahan Non Departemen (LPND) dipimpin oleh seorang kepala badan. BMKG mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dari berbagai kegiatan peninjauan oleh BMKG ada baiknya pula kita sebagai mahasiswa mengetahui dan melihat bagiamana BMKG itu sendiri. Inilah yang melatar belakkangi kami untuk melakukan kunjungan di BMKG Wil. 4 Makassar. Pada tanggal Kamis 9 Juni 2016.
I.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian BMKG
2. Fungsi BMKG
3. Kegiatan yang di lakukan di BMKG
I.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian BMKG
2. Fungsi BMKG
3. Mengetahui alat yang terdapat pada Balai yang di gunakan dan di perkenalkan oleh BMKG
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian BMKG
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah suatu lembaga yang kegiatannya mengadakan penelitian, pelayanan meteorologi dan geofisika,seperti penelitian dan pelayanan dibidang iklim,cuaca,gempa bumi,kemagnetan bumi,debu radioaktif dan perakiraan cuaca.BMKG mempunyau status sebuah lembaga pemerintahan Non Departemen (LPND) dipimpin oleh seorang kepala badan.
Adapun yang termasuk unsur-unsur iklim dan cuaca yang diamati oleh pihak BMKG :
1.Suhu udara
2. Curah hujan
3. Tekanan Udara
4. Kelengasan Udara
5. Laju serta arah angin
6. Perawanan dan penyinaran matahari
II.2  Sejarah  BKMG di Indonesia
sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawalai dengan pengamatan yang dilakukan secara peroroangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor.
Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangakn pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara.
Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO. Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubugan Udara. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statsunya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, tetap berada di bawah Departemen Perhubungan. Terakhir pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
II.3 Tugas dan Fungsi BMKG
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
  • Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
  • Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
  • Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
  • Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
  • Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
BMKG dipimpin oleh seorang Kepala berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BMKG memiliki 4 deputi sebagai berikut:
  • Deputi Bidang Meteorologi
  • Deputi Bidang Klimatologi
  • Deputi Bidang Geofisika
  • Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi
BMKG memiliki 5 Balai Besar:
  • Balai Besar Wilayah I Medan
  • Balai Besar Wilayah II Ciputat
  • Balai Besar Wilayah III Denpasar
  • Balai Besar Wilayah IV Makassar
  • Balai Besar Wilayah V Jayapura
(Struktur Organisasi BMKG)
BAB III
METODE KUNJUNGAN
III.1 Waktu dan Tempat
            Hari,tanggal : Kamis, 9 Juni 2016
         Pukul            : 09.00 – 12.20 WITA
            Tempat         : Balai Besar Wil.IV BMKG Makassa
III.2 Alat
Pada saat melakukan kunjungan di BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofsisika) balai IV Makassar, Ada beberapa Kegiatan yang di lakukan di antaranya Survey Alat :
1.      Proses Pemantauan Hilal atau Awal bulan dengan menggunakan Teleskop Vixen.
a.       Tabung teleskop
  Sistem optik pada teleskop ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:
-.  Tabung optik utama (VMC 200L)
Merupakan tempat terletaknya cermin utama dengan diameter 8 inci. Walaupun ada penutup tabung tetapi karena tidak ada kaca pelindung di bagian atas tabung maka cermin dapat terkontaminasi hal apa pun dengan sangat mudah, oleh karena itu tabung optik harus diperlakukan secara hati-hati. Sebagai pengaman ada penutup tabung teleskop. Pada bagian belakang tabung terdapat visual back untuk memasang flip mirror atau diagonal. Flip mirror dapat digunakan untuk dua situasi yaitu straight-thru viewing dimana eyepiece dipasang lurus terhadap tabung dan right-angled viewing dimana eyepiece dipasang dengan sudut 90
Finderscope
Finderscope adalah teleskop kecil yang terpasang pada tabung utama. Finderscope terpasang pada tabung melalui attachment finder. Posisi finderscope dapat diubah-ubah bergantung keperluan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengendurkan dan mengencangkan kembali sekrup pengunci finderscope. Biasanya pengubahan posisi finderscope hanya dilakukan ketika perlu melakukan alignment antara finderscope dan tabung utama.
- Eyepiece
Eyepiece berfungsi sebagai lensa okuler pada sistem teleskop ini. Eyepiece dipasang pada ujung tabung melalui flip mirror atau diagonal. Agar posisi eyepiece aman terdapat sekrup pengunci eyepiece pada flip mirror dan diagonal. Kita harus memastikan bahwa pengunci eyepiece telah dipasang dengan kencang sebelum menggunakan teleskop. Hal ini perlu dilakukan agar eyepiece tidak jatuh selama pemakaian. Ada lima jenis eyepiece yang dapat digunakan dengan teleskop Vixen ini. Jenis eyepiece yang tersedia diberikan secara rinci pada sub-bagian peralatan lain
b.      Mounting
Mounting Sphinx merupakan sistem penggerak utama pada teleskop ini. Tabung utama dipasang pada bagian atas mounting dengan bantuan dua buah sekrup pengunci tabung, yaitu sekrup pengunci utama dan sekrup pengaman. Secara rinci bagian-bagian yang ada pada mounting adalah sebagai berikut:
-          Klem dan kenop pengatur lintang/altitude
Mounting biasanya telah diatur dengan sudut ~6 yang sesuai dengan koordinat lintang setempat (Bandung). Jika perlu mengubah sudut lintang maka klem pengatur harus dikendurkan terlebih dahulu, kemudian ketinggian lintang dapat diatur dengan memutar kenop pengatur. Klem pengatur harus dikencangkan kembali setelah pengubahan selesai dilakukan.
-           Tutup sumbu polar (polar cap)
Bagian ini merupakan tempat polar scope yang berfungsi untuk melihat arah utara-selatan.
-          Skala ketinggian lintang
Menunjukkan posisi lintang pengamat

-      Klem deklinasi dan sudut jam
Kedua klem ini digunakan ketika mengubah posisi teleskop pada arah deklinasi dan RA.
 -     Pemberat arah sudut jam (counterweight HA)
Berguna sebagai penyeimbang pada arah sudut jam, terpasang pada batang pemberat (counterweight bar). Untuk teleskop Vixen ini digunakan dua buah pemberat dan masing-masing memiliki kenop pengunci. Agar pemberat aman terpasang ada sekrup pengaman pemberat di ujung batang pemberat. Untuk keamanan saat pemakaian teleskop mohon diingat untuk memastikan kenop dan sekrup telah terkunci dengan baik.
-     Port koneksi
Di bagian port koneksi terdapat port koneksi AC, port koneksi Star Book dan saklar power untuk menyalakan teleskop
-     Klem pengunci sambungan mounting dengan half-pillar.
c.        Half-pillar
Fungsi half-pillar adalah untuk menaikkan posisi mounting agar instrumen yang terpasang pada tabung teleskop dan tiang pemberat tidak terbentur tripod ketika teleskop digunakan. Alat ini dipasang antara tripod dan mounting. Pada bagian dalam atas half-pillar terdapat pengunci utama untuk menjaga sambungan dengan mounting agar tidak bergeser. Selain itu pada bagian atas half-pillar terdapat silinder kuningan yang berguna sebagai tempat pengunci dari klem pengunci half-pillar pada mounting.
d.       Tripod
Tripod merupakan fondasi paling bawah dari sistem teleskop, oleh sebab itu harus dipastikan agar tripod ini berdiri kokoh sebelum memasang bagian yang lain di atas tripod. Tripod terhubung dengan half-pillar melalui dua buah klem pengunci, yaitu yang ada pada bagian bawah half-pillar dan pengunci pada bagian bawah tripod.
e. Star Book
Teleskop dapat digerakkan secara otomatis melalui Star Book jika power-nya telah dinyalakan. Star book terhubung ke teleskop melalui kabel yang dipasang ke port koneksi. Penggunaan Star book dapat dilihat pada bagian pengoperasian teleskop.
f. Peralatan lain
Perlengkapan teleskop Vixen berupa adapter AC beserta kabel untuk menghubungkan teleskop dengan sumber  AC. Selain itu ada satu buah koper perlengkapan yang berisi eyepiece dengan berbagai panjang fokus, diagonal, kotak baterai dan obeng serta kunci heksa. Eyepiece yang tersedia untuk teleskop ini adalah eyepiece dengan diameter lensa 5 mm, 9 mm, 15 mm, 20 mm, 25 mm dan 40 mm.
2.      Alat feedback short period seismometer.
Alat seismometer merupakan alat tau sensor getaran, yang biasanya di pergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil dari getaran ini di sebut seismograf.
Prinsip kerja Seismometer
Untuk menggunakan alat seimometer di butuhkan beberap komponen di antaranya :
a.       Seismograf
Alat sesimograf pada gambar masih merupakan bagian seismometer yang bersifat analog. Alat ini di guanakan dengan menghasilkan sinyal yang akan di tampilkan pada software pengolah sinyal menjadi tampilan dalam bentuk gelombang.Penggunaan alat initidak boleh di tempatkan di sembarang tempat penempatannya di tempat yang sedikit datar, kemudian mengarahkan arah besi yang terpasang dalam badan seismometer ke arah barat. Proses penempatan alat pada bidang tanah harus memperhatikan bundaran di bagian samping pada alat.
Seperti pada gambar berikut.
Mengarahkan bulatan tepat di bagian tengah dengan memutar kaki kaki alat. Bulatan tersebut harus tepat berada di bagian tengah yang menanadakan bahwa bidangnya sudah datar terhadap alat seismometer.
Dalam penggunaannya, alat ini di rangkaian dengan beberapa alat lainnya yaitu :
a.       Digital Periode Seismograph.
Alat ini di guanakan untuk mengubah data yang masih dalam bentuk analog ke dalam bentuk di gital.
b.      Kabel Penghubung

Kabel ini di gunakan untuk menghubungkan seismometer sengan laptop. Carapemasangan kabel ini hampir sama dengan pemasangan kabal pada umumnya, pemasangan kabel ini di tentukan dengan kesamaan jumlah kaki antara cup pada alat dengan kabel. 
Kabel ini di gunakan untuk menghubungkan alat digital periode seismograph dengan seismometer.
Contoh pemasangan kabel antara seismometer dengan digital seismograph.
c.       Laptop
  
Laptop yang telah di lengkapi aplikasi pembacaan sinyal dari seismometer. Laptop di sini akan menampilkan sinyal dalam bentuk gelombang. Gelombang akan berubah ketika ada getaran atau gempa bumi. Aplikasi yang di gunakan mengguanakan dua folder yaitu trace dan event. Trace merupakan deteksi apabila tidak terjadi gempa yang tampilan sinyalnya hanya berupa sinyal biasa sedangkan event menrupakan deteksi apabila terdapat gempa dan alarm berbunyi yang di sebut dengan event gempa. Untuk makroseismik data yang di peroleh merupakan data dari event atau peluruhan gempa sedangkan mikroseismik yang di ambil adalah sinyalnya. Setelah sinyal di peroleh akan di simpa dan diolah di Miniset kemudian opsi dan akan muncul besar periode dan frekuensinya. Mono ST untuk menampilkan sinyal, akusisi dan  Data pro untuk pengolahan sinyalnya.
3.      Monitoring
Terdapat beberapa komputer atau layar besar yang menmpilkan setiap bagian wilayah indonesia ataupun dunia. Komputer dan layar besar tersebut merupakan monitoring atau evaluasi setiap daerah.
BAB III
PENUTUP
I.1 Kesimpulan
- BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah suatu lembaga yang kegiatannya mengadakan penelitian, pelayanan meteorologi dan geofisika,seperti penelitian dan pelayanan dibidang iklim,cuaca,gempa bumi,kemagnetan bumi,debu radioaktif dan perakiraan cuaca.
- BMKG memiliki 5 Balai Besar:
·    Balai Besar Wilayah I Medan
·    Balai Besar Wilayah II Ciputat
·    Balai Besar Wilayah III Denpasar
·    Balai Besar Wilayah IV Makassar
·    Balai Besar Wilayah V Jayapura
-          Alat pendeteksi getaran dan analsis gempa bumi yaitu Seismometer
-          Alat pemantauan Hilan yaitu teleskop dengan ketentuan dan metode tertentu.
-          Monitoring dalam kantor BMKG berfungsi untuk memantau wilayah keseluruhan indonesia dan terkhusus wilayah bagian yang meliputi balai besar BMKG sendiri. Pemantauan gempa, cuaca dan iklim serta parameter laiinya.
IV.2 Saran
    
Dalam melakukan kunjungan harus memperhatikan secara mendetai tentang penjelasan para pembimbing sendiri. Serta mencacat segala sesuatunya yang di anggap penting.
 
LAMPIRAN








 

Muhammad iqram. Diberdayakan oleh Blogger.

Facebook

posting

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

BBM PIN : 57c04bf9

Tags

Random Posts

Recent Comments

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Latest in Tech

Tentang Saya

About me

muhammad iqram

Naveed is freelance web designer. He loves to play with javaScript and other programming codes.